Kamis, 27 November 2008

Single? It’s so lovely!

Masih single…… it’s so lovely ……. Mungkin ungkapan tersebut penting dipikirkan oleh para perempuan yang masih single. Status single itu menyenangkan kok. Memang tidak banyak orang yang membahas seru kehidupan dinamis pada perempuan single. Hal ini bisa dimengerti karena tuntutan kultur kita menekan perempuan untuk menikah di usia matang.

Orang mudah saja berkomentar, “Kok sudah 27 tahun masih single? Mau jadi perawan tua? Atau jangan-jangan …..” Ini membuat resah sebagian perempuan yang sudah berusia 25 tahun ke atas tetapi belum memiliki pasangan apalagi belum menikah. Apa iya sih kita tidak bisa menjadi perempuan yang ceria, bahagia, dan penuh semangat dengan status yang single?


Maknailah status single dalam konteks yang positif dan bahagia dengan cara mengubah cara pandang kita menjadi lebih positif dalam status single tersebut. Pendekatan psikologi kognitif membantu kita memaknai kondisi dan diri kita dari sudut pandang yang positif.


Ketika pikiran kita positif maka emosi kita pun lebih menyenangkan sehingga kita menjadi menikmati hidup kita. Berikut adalah cara yang mudah untuk memaknai kehidupan perempuan single secara positif. Yuk kita simak ...
Single berarti kemandirian.


Wow asyik kan kalau kita memiliki kemerdekaan dalam mengatur hidup kita. Hari ini mau makan Lo Mie ya oke oke aja, lalu besok mau makan sushi ya asyik ajah dan sore makan gado-gado tetap seru-seru aja. Kemudian kita bisa mengatur hidup sesuai dengan keinginan kita. Bayangkan ketika keputusan yang kita ambil benar-benar 100% di diri kita. Bagi yang hobi membaca akan memiliki waktu banyak untuk mencari buku favorit lalu menemukan komunitas berdiskusi yang seru. It’s very challenging……
Single berarti kita punya waktu untuk diri kita sendiri.


Mau ke salon, go ahead lalu setelahnya mau ke spa … yup, I’ll be ready…. Senang sekali ketika kita pergi atau melakukan kegiatan benar-benar untuk kita sendiri.
Single berarti kita tidak perlu repot terganggu dengan perilaku pasangan yang moody atau sedikit-sedikit ngambek.


Duh bayangkan menghadapi pasangan yang penuntut. Rusak deh rencana kita karena harus meluangkan waktu untuk merayu, menenangkan, atau menghibur pasangan. Syukur-syukur kalau ngambeknya cuma sebentar, tetapi kalau berkepanjangan akan menghabiskan waktu kita. Belum lagi kita dihadapkan pada muka bete pasangan.


Single berarti kita bisa mencintai diri sepenuh hati. Ketika kita memiliki waktu untuk diri sendiri maka kita akan memikirkan, merasakan, dan melakukan apa yang kita senangi. Hal ini berarti kita meningkatkan rasa cinta pada diri sendiri. Kita diajak untuk mengenali apa yang paling nyaman dan menyenangkan untuk diri sendiri. Ketika kita kelak memiliki pasangan, kita menjadi lebih bisa menghargai diri dan orang lain sama pentingnya. Kita bisa lebih empatik terhadap tindakan apa yang akan membuat orang lain kesal.


Single berarti kita bisa menemukan komunitas yang sesuai dengan minat atau pemikiran kita. Seru kan bisa diskusi bareng teman segagasan atau sehobi di internet, lalu janjian ketemu dan ngobrol-ngobrol. Ini bisa menjadi cikal bakal mencari teman yang menyenangkan. Sesekali kopi darat akan membantu memperluas jejaring pertemanan kita.


Single berarti kita memiliki banyak teman. Meski single jangan jadi narapidana dong. Jangan cuma di rumah melulu setiap saat. Bergaul dan perbanyak teman. Nah, kalau kita memiliki pasangan, bisa jadi kesempatan kita mengeksplorasi pertemanan menjadi terbatas. Itu masuk akal karena bisa saja pasangan cemberut dan tidak setuju kalau kita kebanyakan nongkrong di café, di resto, sambil mengobrol. Belum tentu teman-teman atau komunitas kita disukai oleh pasangan. Jadi, single adalah waktu kita untuk mengeksplorasi pertemanan kita.


Single berarti kita boleh menggoda siapa saja yang ingin kita goda. Hak kita dong karena kita kan lagi gak punya pacar. Lakukan hal ini secara sadar dan tahu konsekuensi selanjutnya. Artinya kalau kita yang mulai menggoda atau menarik perhatian maka ketika ada respon jangan lantas dicuekin begitu saja, nanti kena tulah lho….. Konsekuensinya mesti kita terima ketika orang yang kita goda mendekati diri kita. Pakai strategi yang cantik ya biar tidak dibilang cewek genit tukang mempermainkan pria. Namanya niatnya menggoda, biasanya cowok yang kita dapat niatnya juga sebatas berteman.


Single berarti kita bisa mengeksplorasi ketubuhan kita dengan maksimal. Bagaimana kita menjaga tubuh kita, menghargai tubuh kita, dan melihat bagian tubuh kita yang menarik. Merawat diri, berolahraga (terserah apa saja), sampai dengan membaca buku-buku tentang seksualitas akan membantu pemahaman terhadap kebutuhan diri kita maupun pasangan nantinya.


Single berarti kesempatan bagi kita untuk menaruh perhatian pada masalah sosial yang kita minati. Asyik kan kalau kita turut berjuang memajukan bangsa ini melalui aktivitas sosial yang kita sukai. Bagi yang prihatin dengan kemiskinan bisa turun untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung. Atau bagi yang punya kepedulian terhadap anak-anak bisa fokus membantu menjadi guru volunter ketika libur bagi anak-anak kaum marjinal.


Single berarti kita bisa fokus dengan karier kita. Mau ditugaskan ke luar negeri, okay saja. Mau dikirim ke daerah, hayoo .... Mau dipromosikan ke jabatan di kota yang berbeda, yuk yak yuuuuk …. Gak ada masalah. Kita bisa fokus dalam hidup kita untuk karier. Kesempatan kita untuk mengembangkan karier dengan sepenuh hati.


Single berarti kita bahagia. Kita perlu menghargai diri sendiri, itu penting. Kalau kita bahagia dan menerima diri sendiri maka kita bisa menjadi perempuan single yang bahagia, memiliki banyak teman, OK dalam berkarier, dan punya waktu untuk diri sendiri.
Nah, nikmati hidup single Anda dalam perspektif yang positif.

Rabu, 26 November 2008

The Warrior Princess



Serial Catatan Kecil adalah tulisan-tulisan ringan yang membahas hal-hal di dunia kerja yang bersentuhan dengan psikologi, sekedar untuk membuka wawasan, atau mengingatkan kembali hal-hal kecil yang kadang terabaikan.

Don't confuse defending yourself with using a weapon.

When you pull a sword, you have to be ready to kill."

Siapa pula yang tak kenal perempuan yang satu ini? Sosoknya pernah menjadi tokoh favorit pengisi layar kaca televisi kita. Di luar perilakunya yang seringkali penuh kekerasan, Xena merepresentasikan dengan jelas figur pribadi yang tangguh, mandiri, sekaligus bertanggungjawab penuh atas apapun yang dia lakukan, entah itu tindakan baik atau keputusan yang keliru. Dan tentunya yang paling unik adalah: dia seorang perempuan.
Perempuan sering diasosiasikan dengan sifat lembut, hanya sanggup mengurusi hal-hal kecil, butuh dibantu dan dilindungi. Tanpa terasa, kita kaum perempuan bahkan ikut hanyut menikmati anggapan seperti itu. Siapa yang tidak suka menjadi “kesayangan” teman-teman sekantor? Ditunggui ketika harus lembur hingga petang. Ketika ada tugas yang sulit, ada yang menyediakan diri menjadi pemeran pengganti. Bahkan ada yang bersedia menemani ketika mesti menemui boss yang sedang marah besar karena kita terlambat mengirimkan proposal tender.
Menyenangkan? Kelihatannya begitu. Tapi tahukah kita bahwa hal itu membawa kerugian bagi perusahaan dan bagi diri sendiri? Waktu rekan kita yang mestinya digunakan untuk kegiatan produktif terbagi untuk mengurusi kita. Sementara itu, karena selalu dibantu kita tidak biasa menjadi mandiri, mengerjakan sendiri tugas-tugas kita dan mengatasi sendiri seluruh kesulitan yang ada. Kita beranggapan memang rintangan itu terlalu sulit untuk diselesaikan sendiri. Kita tidak terlatih menjadi pribadi tangguh seperti Xena.
Nah, mari sudahi kebiasaan menjadi seorang princess di kantor. Sekarang waktunya Anda menjadi the warrior princess! “When you pull a sword, you have to be ready to kill!” Ketika Anda sudah memilih sebuah pekerjaan, sebuah tempat kerja, sebuah komunitas kerja, maka tanggungjawab Anda untuk berkontribusi di sana, apapun tantangannya. Apa yang mesti dilakukan? Pertama-tama tentu saja: PUPUK RASA PERCAYA DIRI bahwa Anda akan bisa mengatasi hambatan! Tips ini saya sadurkan dari “The Power of Focus” dari Canfield, Hansen, dan Hewitt yang diberikan seorang teman yang saya kagumi kegigihannya:
Ingatkan diri setiap hari bahwa ada hal-hal yang telah kita kerjakan dengan baik
Jangan terpaku meratapi tugas-tugas yang gagal Anda selesaikan. Fokuskan pada apa yang berhasil Anda kerjakan dan jangan terlalu dikecil-kecilkan. Lakukan ini setiap pagi di awal hari kerja dan di penghujung hari kerja. Baru sesudah itu Anda mencoba mengurai masalah yang belum tuntas dan mencari solusinya. “Bicara pada diri Anda sendiri” seolah Anda sedang membantu rekan yang mengalami kesulitan. Fokuskan pada mencari tindakan, bukan pada bagaimana mengatasi perasaan sedih dan putus asa.
Banyak membaca kisah hidup orang-orang yang berhasil
Pilih kisah-kisah yang menginspirasi, entah itu artikel di majalah, buku, atau film. Tidak usah terpaku pada kisah-kisah nyata, pilih yang kiranya akan berkesan untuk Anda. Tidak harus seluruh sisi hidup orang itu penuh kualitas terpuji. Anda sudah cukup dewasa untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Evita Peron dan Batman “The Dark Knight” merupakan dua tokoh yang sangat menginspirasi saya dalam hal kecerdasan dan kekuatan mentalnya mencapai suatu tujuan, bukan cara licik atau cara kerasnya menangani lawan.
Tetap berysukur
Seberapa besar pun hambatan yang Anda alami, tetaplah beryukur. Anda bukan orang paling malang di dunia. Ada banyak orang seperti Anda, bahkan ada yang kondisinya lebih buruk, dan mereka memilih tetap berjuang. Satu tanda bahwa Anda akan sanggup melewatinya adalah: Tuhan masih memberi Anda hidup! Artinya, masih terbuka kesempatan dan pasti ada peluang untuk menyelesaikan tantangan ini. Pertanyaannya, cukup gigih dan cerdaskah kita untuk mencarinya? Nah!
Bangun relasi dengan sekitar yang mendukung kegigihan
Ketika mengalami masalah yang sulit, paling mudah adalah mencari rekan yang akan langsung memberi solusi. Tapi ini berarti Anda kehilangan kesempatan untuk menjadi orang yang tangguh. Carilah rekan atau sahabat yang membuat Anda berpikir dan mencari solusi sendiri. Orang-orang ini adalah orang-orang yang dengan sabar menantang cara berpikir Anda hingga akhirnya pikiran Anda menjadi lebih jernih untuk menemukan jalan keluar. Kalimat-kalimatnya biasanya memuat “mengapa begini, mengapa begitu”, bukan “sebaiknya begini, sebaiknya begitu”.
Dorong diri untuk mencapai target-target jangka pendek
Percaya diri paling mudah dipupuk jika Anda berhasil menciptakan keberhasilan. Buatlah tiga target kerja yang paling penting. Buat target-target kecil harian yang membuat Anda semakin mendekati pencapaian target-target tadi. Fokuskan perhatian dan energi Anda pada pencapaian si target kecil sehingga keberhasilannya membuat Anda semakin bersemangat mencapai target-target yang lebih besar.
Lakukan perayaan mingguan
Lakukan sesuatu untuk merayakan keberhasilan yang Anda capai sepanjang seminggu hari kerja. Lakukan aktivitas kegemaran Anda di akhir minggu sebagai “hadiah” atas apa yang sudah Anda capai selama 5 hari kerja. Jadi, jangan lihat kegiatan santai mingguan sebagai kegiatan melarikan diri dari beban pekerjaan, melainkan sebagai perayaan atas keberhasilan bertahan hidup dalam 5 hari kerja penuh tantangan. Semakin baik lagi kalau aktivitas itu juga memuat unsur memacu semangat juang, misalnya memutar kembali DVD Xena The Warrior Princess!!!

Selamat bertempur kawan!

Sumber LPTUI.com

Minggu, 23 November 2008

Narkoba dan Disfungsi Seksual


Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi


Sejak beberapa tahun terakhir ini, penyalahgunaan narkoba semakin luas di kalangan masyarakat kita, baik kalangan muda maupun orangtua. Memang ironis karena kenyataan ini terjadi di sebuah negara yang sedang terpuruk dalam berbagai sektor kehidupan kemasyarakatannya.

Kalau tidak segera dilakukan tindakan yang tegas dengan didasari tanggung jawab moral yang tinggi terhadap para pengedarnya, maka kita akan menyaksikan akibatnya. Dapat dipastikan jutaan warga masyarakat akan menjadi warganegara yang tak punya arti apa-apa lagi karena mengalami akibat buruk narkoba.

Banyak alasan mengapa sebagian warga masyarakat menggunakan bahan terlarang dan berbahaya itu, lalu tidak mampu melepaskan diri lagi. Beberapa alasan antara lain, menganggap sebagai suatu gaya hidup, dibujuk orang lain agar merasakan manfaatnya, dibujuk agar menjadi tergantung dan terus membeli, sebagai pelarian dari suatu masalah, dan mungkin masih banyak alasan lain.

Tetapi di antara berbagai alasan itu, salah satu alasan yang dihubungkan dengan manfaat ialah pengaruhnya yang dianggap dapat meningkatkan fungsi seksual. Karena itu dapat dijumpai pasangan remaja atau pasangan dewasa yang menggunakan narkoba, bahkan sejumlah pasangan terlibat dalam pesta seks. Padahal tidak benar narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual. Justru sebaliknya, narkoba dapat menimbulkan akibat buruk terhadap fungsi seksual dan organ tubuh yang lain, bahkan dapat menimbulkan kematian.
Apa saja jenis narkoba?

Pada dasarnya narkoba digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu: 1). Narkotika, terutama opiat atau candu, 2). Halusinogenik, misalnya ganja atau marijuana, 3). Stimulan, misalnya ecstasy dan shabu-shabu, 4). Depresan, misalnya obat penenang.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauw” menimbulkan perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian.

Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.

Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan kematian.

Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.

Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.

Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.

Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.

Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.

Benarkah narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual?

Tidak benar narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual. Melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh semua jenis narkoba, baik secara fisik maupun psikis, sebenarnya tidak ada pengaruh yang positif terhadap fungsi seksual. Sebaliknya, justru pengaruh negatif yang dapat terjadi.

Tetapi sayang banyak warga masyarakat yang telah tertipu oleh informasi salah, yang sangat mungkin sengaja disebarkan oleh para pedagang narkoba. Informasi salah bahwa narkoba dapat meningkatkan gairah seksual dan dapat memperkuat kemampuan seksual merupakan informasi yang telah menyesatkan banyak orang.

Banyak orang yang percaya dengan informasi itu, lalu menggunakan narkoba dan akhirnya tidak dapat melepaskan diri. Bukan manfaat terhadap fungsi seksual yang didapat, melainkan berbagai akibat buruk, bahkan kematian.

Bagaimana pengaruh narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi?
Gangguan fungsi seksual dan reproduksi yang terjadi, tergantung pada jenis narkoba yang digunakan dan jangka waktu menggunakan bahan yang berbahaya itu. Benikut akan diuraikan pengaruh beberapa jenis narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi.

Heroin

Walaupun menimbulkan euforia, tidak berarti heroin memberikan pengaruh positif bagi fungsi seksual dan reproduksi. Heroin justru menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria terjadi penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan ejakulasi. Pada wanita, beberapa pengaruh buruk terjadi juga pada fungsi seksual dan reproduksi, yaitu menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan, mengecilnya payudara, dan keluarnya cairan dari payudara. Masalah seksual tersebut muncul karena pengaruh heroin yang menghambat fungsi hormon seks, baik pada pria maupun wanita.

Marijuana

Selain menimbulkan pengaruh halusinasi, marijuana juga menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual. Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi daripada rokok. Berbagai akibat pada fungsi seksual dan reproduksi dapat terjadi karena penggunaan marijuana. Beberapa akibat pada pria ialah mengecilnya ukuran testis (buah pelir) dan menurunnya kadar hormon testosteron. Lebih lanjut mengakibatkan pembesaran payudara pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, dan gangguan sperma. Pada wanita terjadi gangguan sel telur, hambatan menjadi hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping dorongan seksual yang menurun.

Ecstasy

Karena bersifat stimulan, maka ecstasy menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, dan ingin bergerak terus. Tetapi walaupun memberikan pengaruh yang bersifat merangsang, tidak berarti ecstasy menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter dopamine di dalam otak. Dopamine merupakan neurotransmitter yang bersifat merangsang, termasuk terhadap perilaku seksual. Maka peningkatan dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual.

Pengguna ecstasy menjadi berani, tanpa kontrol, melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Bahkan pengguna ecstasy mungkin dapat melakukan suatu aktivitas seksual yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan normal. Perilaku seksual tanpa kontrol ini tentu sangat berisiko tinggi, antara lain bagi penularan Penyakit Menular Seksual, seperti HIV/AIDS. Bila digunakan oleh wanita hamil, ecstasy dapat meningkatkan risiko cacat pada bayi sampai tujuh kali lebih besar daripada bila tidak menggunakan.

Depresan

Depresan atau obat penenang yang digunakan berlebihan juga dapat menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual, baik pada pria maupun Wanita. Sebagai contoh penyalahgunaan barbiturat yang dapat mengganggu metabolisme hormon testosteron dan estrogen. Maka pada wanita, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan gangguan menstruasi dan menurunnya dorongan seksual. Lebih jauh keadaan ini berakibat hambatan dalam mencapai orgasme. Pada pria, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Kalau akibat ini timbul, justru bukan ketenangan yang didapat, melainkan menjadi semakin gelisah dan kecewa.

Mengapa sebagian pengguna narkoba mengaku fungsi seksualnya lebih baik?
Kalau ada sebagian pengguna narkoba yang mengaku fungsi seksualnya lebih baik, sebenarnya itu adalah pengakuan yang palsu tetapi tidak disadari. Perasaan bahwa fungsi seksualnya lebih baik, terutama justru disebabkan oleh pengaruh negatif narkoba.

Sebagai contoh, karena menggunakan ecstasy mereka merasa lebih segar dan bergembira sehingga merasa fungsi seksualnya juga lebih baik. Pengguna ecstasy menjadi lebih berani karena kehilangan kontrol sehingga tidak takut melakukan hubungan seksual, termasuk hubungan seksual yang berisiko tinggi.

Pengguna depresan atau obat penenang merasa lebih tenang sehingga lebih berani melakukan hubungan seksual, bahkan dengan siapa saja. Karena itu mereka beranggapan fungsi seksualnya lebih baik setelah menggunakan depresan. Jadi pengakuan mereka sebenarnya adalah pengakuan palsu yang tidak mereka ketahui. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan reproduksi. Di samping itu, tentu mereka akan mengalami ketergantungan terhadap narkoba dengan segala akibat buruknya, sampai pada kematian.

sumber: Kompas Cyber Media

Remaja dan Aspek Psikososial


Banyak yang bilang masa remaja adalah masa yang paling indah (duh... seperti di dalam lagi ya) karena di masa remaja banyak perubahan yang kita alami, mulai dari perubahan fisik sampai psikologi. Dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk masyarakat.
Segala macam aspek hubungan sosial dengan kawan, orangtua, ataupun guru bisa disebut dengan aspek psikososial.


Masa remaja yang kita alami ini merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia, mau atau tidak mau pasti kita mengalaminya. Pada masa ini, berlangsung proses-proses perubahan secara biologis juga perubahan psikologis yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media massa. Kita yang berada di masa remaja ini juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan pada saat yang bersamaan kita mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap baru orang dewasa. Selain itu, kita yang remaja ini juga dihadapkan pada tuntutan yang terkadang bertentangan, baik dari orangtua, guru, teman sebaya, maupun masyarakat di sekitar. Kita bisa-bisa menjadi bingung karena masing-masing memberikan tuntutan yang berbeda-beda tergantung pada nilai, norma, atau standar yang digunakan.


Intinya aspek psikososial bisa didefinisikan sebagai aspek yang ada hubungannya dengan kejiwaan kita dan sosial. Kejiwaan tentu saja berasal dari dalam diri kita, sedangkan aspek sosial berasal dari luar (eksternal). Kedua aspek ini sangat berpengaruh kala masa pertumbuhan kita.
Kadang yang lebih berpengaruh justru bukan aspek kejiwaan, melainkan aspek eksternal. Misalnya, media massa membangun imej remaja putri yang oke adalah yang berkulit putih, bertubuh langsing, dan berpayudara besar. Demi mengejar body image seperti itu, banyak yang termakan dan berusaha menjadi imej seperti yang dikatakan di media massa.


Sudah saatnya perubahan diri terjadi bukan dari luar, melainkan dari dalam diri kita sendiri karena seharusnya aspek psikososial berlangsung secara seimbang. Pengaruh dari luar harusnya mampu mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik. Dengan kondisi ini, diharapkan interaksi aspek psikologi dan sosial dapat menjadi positif, yang pada akhirnya dapat berdampak positif pada pembentukan identitas diri kita.