Rabu, 26 November 2008

The Warrior Princess



Serial Catatan Kecil adalah tulisan-tulisan ringan yang membahas hal-hal di dunia kerja yang bersentuhan dengan psikologi, sekedar untuk membuka wawasan, atau mengingatkan kembali hal-hal kecil yang kadang terabaikan.

Don't confuse defending yourself with using a weapon.

When you pull a sword, you have to be ready to kill."

Siapa pula yang tak kenal perempuan yang satu ini? Sosoknya pernah menjadi tokoh favorit pengisi layar kaca televisi kita. Di luar perilakunya yang seringkali penuh kekerasan, Xena merepresentasikan dengan jelas figur pribadi yang tangguh, mandiri, sekaligus bertanggungjawab penuh atas apapun yang dia lakukan, entah itu tindakan baik atau keputusan yang keliru. Dan tentunya yang paling unik adalah: dia seorang perempuan.
Perempuan sering diasosiasikan dengan sifat lembut, hanya sanggup mengurusi hal-hal kecil, butuh dibantu dan dilindungi. Tanpa terasa, kita kaum perempuan bahkan ikut hanyut menikmati anggapan seperti itu. Siapa yang tidak suka menjadi “kesayangan” teman-teman sekantor? Ditunggui ketika harus lembur hingga petang. Ketika ada tugas yang sulit, ada yang menyediakan diri menjadi pemeran pengganti. Bahkan ada yang bersedia menemani ketika mesti menemui boss yang sedang marah besar karena kita terlambat mengirimkan proposal tender.
Menyenangkan? Kelihatannya begitu. Tapi tahukah kita bahwa hal itu membawa kerugian bagi perusahaan dan bagi diri sendiri? Waktu rekan kita yang mestinya digunakan untuk kegiatan produktif terbagi untuk mengurusi kita. Sementara itu, karena selalu dibantu kita tidak biasa menjadi mandiri, mengerjakan sendiri tugas-tugas kita dan mengatasi sendiri seluruh kesulitan yang ada. Kita beranggapan memang rintangan itu terlalu sulit untuk diselesaikan sendiri. Kita tidak terlatih menjadi pribadi tangguh seperti Xena.
Nah, mari sudahi kebiasaan menjadi seorang princess di kantor. Sekarang waktunya Anda menjadi the warrior princess! “When you pull a sword, you have to be ready to kill!” Ketika Anda sudah memilih sebuah pekerjaan, sebuah tempat kerja, sebuah komunitas kerja, maka tanggungjawab Anda untuk berkontribusi di sana, apapun tantangannya. Apa yang mesti dilakukan? Pertama-tama tentu saja: PUPUK RASA PERCAYA DIRI bahwa Anda akan bisa mengatasi hambatan! Tips ini saya sadurkan dari “The Power of Focus” dari Canfield, Hansen, dan Hewitt yang diberikan seorang teman yang saya kagumi kegigihannya:
Ingatkan diri setiap hari bahwa ada hal-hal yang telah kita kerjakan dengan baik
Jangan terpaku meratapi tugas-tugas yang gagal Anda selesaikan. Fokuskan pada apa yang berhasil Anda kerjakan dan jangan terlalu dikecil-kecilkan. Lakukan ini setiap pagi di awal hari kerja dan di penghujung hari kerja. Baru sesudah itu Anda mencoba mengurai masalah yang belum tuntas dan mencari solusinya. “Bicara pada diri Anda sendiri” seolah Anda sedang membantu rekan yang mengalami kesulitan. Fokuskan pada mencari tindakan, bukan pada bagaimana mengatasi perasaan sedih dan putus asa.
Banyak membaca kisah hidup orang-orang yang berhasil
Pilih kisah-kisah yang menginspirasi, entah itu artikel di majalah, buku, atau film. Tidak usah terpaku pada kisah-kisah nyata, pilih yang kiranya akan berkesan untuk Anda. Tidak harus seluruh sisi hidup orang itu penuh kualitas terpuji. Anda sudah cukup dewasa untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Evita Peron dan Batman “The Dark Knight” merupakan dua tokoh yang sangat menginspirasi saya dalam hal kecerdasan dan kekuatan mentalnya mencapai suatu tujuan, bukan cara licik atau cara kerasnya menangani lawan.
Tetap berysukur
Seberapa besar pun hambatan yang Anda alami, tetaplah beryukur. Anda bukan orang paling malang di dunia. Ada banyak orang seperti Anda, bahkan ada yang kondisinya lebih buruk, dan mereka memilih tetap berjuang. Satu tanda bahwa Anda akan sanggup melewatinya adalah: Tuhan masih memberi Anda hidup! Artinya, masih terbuka kesempatan dan pasti ada peluang untuk menyelesaikan tantangan ini. Pertanyaannya, cukup gigih dan cerdaskah kita untuk mencarinya? Nah!
Bangun relasi dengan sekitar yang mendukung kegigihan
Ketika mengalami masalah yang sulit, paling mudah adalah mencari rekan yang akan langsung memberi solusi. Tapi ini berarti Anda kehilangan kesempatan untuk menjadi orang yang tangguh. Carilah rekan atau sahabat yang membuat Anda berpikir dan mencari solusi sendiri. Orang-orang ini adalah orang-orang yang dengan sabar menantang cara berpikir Anda hingga akhirnya pikiran Anda menjadi lebih jernih untuk menemukan jalan keluar. Kalimat-kalimatnya biasanya memuat “mengapa begini, mengapa begitu”, bukan “sebaiknya begini, sebaiknya begitu”.
Dorong diri untuk mencapai target-target jangka pendek
Percaya diri paling mudah dipupuk jika Anda berhasil menciptakan keberhasilan. Buatlah tiga target kerja yang paling penting. Buat target-target kecil harian yang membuat Anda semakin mendekati pencapaian target-target tadi. Fokuskan perhatian dan energi Anda pada pencapaian si target kecil sehingga keberhasilannya membuat Anda semakin bersemangat mencapai target-target yang lebih besar.
Lakukan perayaan mingguan
Lakukan sesuatu untuk merayakan keberhasilan yang Anda capai sepanjang seminggu hari kerja. Lakukan aktivitas kegemaran Anda di akhir minggu sebagai “hadiah” atas apa yang sudah Anda capai selama 5 hari kerja. Jadi, jangan lihat kegiatan santai mingguan sebagai kegiatan melarikan diri dari beban pekerjaan, melainkan sebagai perayaan atas keberhasilan bertahan hidup dalam 5 hari kerja penuh tantangan. Semakin baik lagi kalau aktivitas itu juga memuat unsur memacu semangat juang, misalnya memutar kembali DVD Xena The Warrior Princess!!!

Selamat bertempur kawan!

Sumber LPTUI.com

0 komentar: